LINTASNEWS.ONLINE, MAKASSAR – Abu Bakar Ramadhan masih mengurung diri di rumahnya. Siswa SMKN 2 Sungguminasa itu sempat dikeroyok preman dalam sekolahnya.
Urusan sekolahnya kini terbengkalai. Dia merasa lebih aman tinggal di rumahnya, dibanding di sekolahnya itu.
Rasa trauma dalam diri Abu Bakar, masih tersimpan. Hal itu diungkapkan pamannya, Alimuddin Padjarang saat mengunjungi Polres Gowa.
“Keponakan saya sekarang tidak mau ke sekolah. Dia masih trauma atas kejadian itu,” jelas Ali, sapaan akrab Alimuddin, Kamis (27/2/2020) dikutip dari Media Fajar
Saat di Polres Gowa, Ali dan ayah Abu Bakar, Irwan Tompo meminta perkembangan terbaru soal kasus pengeroyokan itu.
Korban saat itu mengalami luka pada bagian kepala, dan telah dibawa ke RSUD Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa untuk menjalani pengobatan.
Pada Jumat, 27 Februari 2020 lalu, Abu Bakar dikeroyok dua preman yang masuk di kelasnya saat sedang belajar. Dua preman itu masuk ke dalam kelas, memukul, dan menyeret Abu Bakar.
Seorang guru perempuan yang melihat Abu Bakar dikeroyok, sempat melerai. Namun dia tidak mampu.
Pihak sekolah membantah, ada pembiaran orang lain dimudahkan masuk dalam lingkup sekolah. Pelaku pengeroyokan tidak masuk lewat pintu utama sekolah.
“Pelaku saat itu masuk lewat pintu samping sekolah. Gemboknya dirusak, lalu masuk mengeroyok Abu Bakar dalam kelasnya,” kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Gowa, Muh Yusuf.
Sementara, penyidik Sat Reskrim Polres Gowa telah mengamankan dua orang pelaku, dalam kejadian itu.
Ada empat orang yang ditetapkan tersangka. Mereka di antaranya berinisial AA (17) dan MSR (17). Sedangkan dua pelaku lainny, Kamil Muhammad (24), dan Faisal (25) masih dalam pengejaran.
“Motif dari peristiwa itu adalah balas dendam,” singkat Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Jufri Natsir.