LINTASNEWS.ONLINE, BONE -- Gejala goyahnya umat Islam terlihat dari prilaku kehidupan umat islam, apakah sudah menjadikan nilai-nilai ajaran Islam sebagai pedoman berprilaku, terlebih lagi apakah manusia telah menjalankan kehidupan secara selaras dengan kehidupan modern tanpa menghilangkan nilai Islam.
Disisi lain yang menjadi tantangan bagi pemerintah dan para ulama yaitu hadirnya paham radikal di Indonesia yang menganggap tokoh-tokoh Islam dalam negeri kurang bermutu yang tidak menutup kemungkinan juga hadir di daerah Bumi Arung Palakka, Bone Beradat Provinsi Sulawesi Selatan.
Mereka yang penganut paham Islam radikal cenderung menjadikan ulama-ulama dari jazirah Arab sebagai panutan. Kejangalan paham ditengah masyarakat melatar belakangi dua pimpinan Instansi pemerintah di Kabupaten Bone yakni Kementerian Agama dan Polres wacanakan program pembinaan umat.
Rencana kegiatan pembinaan umat akan direalisasikan disejumlah tempat baik di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa. Dalam pelaksanaannya, Kemenag Bone sebagai Instansi penyelenggara syariat akan berkolaborasi dengan sang penegak hukum Polres Bone.
“Sekarang kita harus berada dalam moderasi beragama, Kemenag Bone memilik 225 Penyuluh Agama Islam Non PNS dan 28 Penyuluh Agama Islam PNS yang mampu melakukan penyuluhan dalam bentuk da’wah, pengajian dan pertemuan BKMT”, ungkap H. Wahyuddin dalam perbincangannya bersama Kapolres Bone, Selasa (10/9/2019).
Pertemuan itu berlangsung kurang lebih satu jam di ruang kerja Kapolres Bone Jl. MH. Tamrin Watampone, Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Hadir Kepala Seksi Pendidikan Madrasah dan Penyelenggara Syariah Kantor Kemenag Kabupaten Bone.
Kapolres Bone AKBP. Muh. Kadarislam Kasim, SH., SIK., M.Si dalam kesempatan itu mengatakan jika pihaknya memang telah memprogramkan pembinaan melalui pendekatan agama. Maraknya peredaran narkoba sebagai ancaman perusak generasi bangsa yang secara nyata telah jauh mengabaikan nilai - nilai kaidah dan norma serta hukum yang berlaku. Begitupun hadirnya paham radikal menjadi faktor timbulnya kesenjangan di masyarakat.
Menyikapi hal tersebut, Kapolres Bone akan menggerakkan Bhabinkamtibmas yang tugasnya melakukan pembinaan masyarakat, deteksi dini dan mediasi/negosiasi agar tercipta kondisi yang kondusif di desa atau kelurahan.
“Cocokmi, Penyuluh Kemenag melakukan kegiatan keagamaan baik di sekolah, balai desa dan masjid semetara polisi dari bhabinkatibmas mengawal dan turut melaksanakan penyuluhan”, ujar Kapolres Bone. Sebelumnya, kedua pimpinan ini melakukan pertemuan pada Senin, 19 Agustus 2019. Muh. Kadarislam datang menemui Kakan Kemenag Bone di ruang kerjanya dengan topik yang sama.