LINTASNEWS.ONLINE, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana menutup lima anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Kelima anak usaha emiten berkode GIAA dinilai tak bermanfaat.
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, untuk menjalankan aksi tersebut butuh payung hukum yang memberi keleluasaan untuk menggabungkan (merger) maupun menutup usaha.
"Untuk yang terakhir mohon dukungan kalau bisa tadi sedang diusulkan kepada Bapak Presiden dan Menteri Keuangan untuk mandat tambahan kita bisa memerger dan likuidasi memang ada beberapa perusahaan, contoh di Garuda ada lima anak perusahaan yang sebenarnya siap dilikuidasi," jelasnya di Komisi VI Jakarta, Kamis (20/2/2020). Dikutip dari detik.com
Dia mengatakan, rencana penutupan anak usaha ini merupakan usulan dari direksi dan komisaris. Anak usaha ini mau ditutup karena tidak memberi manfaat bagi induk.
"Karena memang sudah hasil rapat komisaris dan direksi mereka sudah mengusulkan ini perlu segera, karena memang tidak ada manfaatnya. Takutnya seperti PT PANN, mungkin bisa mergerkan yang lain supaya aset yang baru, bukan hanya 7 orang pegawai terus menyewakan asetnya terus dibagi," jelasnya.
Saat dikonfirmasi, Erick membenarkan salah satu anak usaha yang bakal ditutup ialah PT Garuda Tauberes Indonesia. Garuda Tauberes sendiri jadi sorotan beberapa waktu lalu karena namanya membuat Erick Thohir 'ngakak'. "Salah satunya itu," ujarnya.